Berpura Pura Bodoh Itu Pintar


Salah satu prinsip negosiasi adalah berpura-pura bodoh. Keberpura-puraan kita ini bisa membuat lawan negosiasi kita enggan untuk bersaing dengan kita. Mana mungkin ada orang yang mau berkompetisi dengan orang yang tampak bodoh atau orang yang tidak tahu apa-apa? Orang akan lebih suka untuk berkompetisi dengan orang yang tampak tahu (pintar). perlukah kita berpura-pura bodoh? ??? Sangat memungkinkan sekali. Berpura Pura Bodoh Itu Pintar | Namun, tergantung pada kondisi yang melingkupi kita saat itu.

Berpura-pura bodoh = membuka peluang belajar
Ini lebih menguntungkan jika dibanding dengan ketika anda berpura-pura tahu. Karena anda sudah kelihatan banyak tahu, maka tanggungjawab akan langsung diberikan kepada kita tanpa ada pendampingan.

Berpura-pura bodoh = menekan egoisme sok tahu
Tampak bodoh memang tidaklah enak, siapa sih yang mau di anggap bodoh ?? Orang akan memandang sebelah mata kepada orang yang tampak bodoh. Namun, Berpura-pura bodoh bisa menghindarkan kita dari rasa sok tahu. Berpura Pura Bodoh Itu Pintar kalau kita benar-benar tahu itu gak ada masalah, tapi kalau tidak, akhirnya orang tidak akan lagi percaya kepada kita.

Berpura-pura bodoh = memberi peluang menang
ketika kita berpura-pura bodoh maka orang akan memandang sebelah mata kepada kita, bahkan mungkin juga dengan rasa kasihan. Kompetitor kita mungkin tidak akan memperhitungkan kita sebagai lawan yang patut diwaspadai. Nah, pada saat inilah kita memiliki kesempatan yang lebih terbuka untuk melancarkan jurus-jurus kesuksesan kita. jadi inilah kondisi kita akan lebih bebas bergerak dan beraksi.

Memang berpura-pura bodoh mungkin memberi kita banyak keuntungan. Namun, kita tidak bisa berpura-pura bodoh pada semua kondisi. Ada saat dimana kita harus menunjukkan bahwa kita memang tahu. Berpura Pura Bodoh Itu Pintar Misalnya, ketika kita menjadi seorang dokter. Sangat tidak mungkin jika kita berpura-pura bodoh didepan pasien kita. Karena dampaknya akan sangat fatal pada pasien atau mungkin juga pada kita karena orang tidak akan percaya lagi pada kemampuan kita. "kita harus bisa menempatkan diri kapan kita berpura-pura bodoh dan kapan kita menunjukkan bahwa kita orang yang benar-benar tahu, bukan sok tahu".


Sumber : mutiarabirusamudra

Tidak ada komentar: