Mempertahankan pernikahan memang bukan hal yang mudah. Banyak studi bahkan mencoba mencari tahu tentang apa yang bisa membuat sebuah pernikahan bertahan. Berikut 4 fakta yang dirangkum dari berbagai penelitian.
Cinta memang bukan hal yang ilmiah. Tak ada yang benar-benar bisa menjelaskan secara pasti tentang bagaimana terjadinya cinta.
Begitu juga pernikahan, banyak ahli pernikahan atau psikolog yang selalu berusaha mencari tahu kunci sukses rumah tangga. Memang tak ada yang benar-benar pasti ketika merumuskan kunci sukses pernikahan. Dikutip dari livescience, berikut fakta yang dirangkum dari berbagai studi di seluruh dunia.
Gaya Belanja yang Sama
Menurut Scott Rick dari University of Michigan's Ross School of Business, jika tak ingin banyak konflik dalam pernikahan, menikahlah dengan orang yang memiliki gaya pengeluaran yang sama. Pernyataan Scott ini didasari oleh penelitiannya terhadap lebih dari 1000 pasangan dewasa.
Dalam penelitian tersebut ditemukan, seseorang cenderung memilih pasangan dengan gaya mengatur uang yang berbeda. Pada pasangan jenis ini, konflik lebih sering terjadi ketimbang pada pasangan yang memiliki gaya belanja atau kebiasaan pengeluaran yang sama.
Bercinta dan Bercinta
Solusi ini mungkin kedengarannya sangat umum. Tapi hal ini telah dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michelle Russell dan James McNulty dari University of Tennessee. Michelle dan James terutama memfokuskan penelitiannya pada pasangan berbeda kepribadian yang sering berkonflik.
Kepuasan seks juga bisa berkembang sesuai dengan waktu. Penelitian yang lain yang dipublikasikan di the journal BJU International 2006 menemukan, pria di usia 50 tahunan lebih puas dengan kehidupan seksnya dibanding pria di kategori usia 30an dan 40an.
Kita dan Terimakasih
Dua kata ini ternyata memegang peranan penting dalam kesuksesan pernikahan. Dalam penelitian yang dirilis di the journal Psychology and Aging tahun 2009, ditemukan kata 'kita' atau 'kami' bisa membantu meningkatkan kualitas pernikahan. Penelitian tersebut menemukan penggunaan kata ini ketika sedang membahas konflik bisa menurunkan tingkat stres, perilaku negatif seperti kemarahan, dan isba terkesan menunjukkan perhatian yang lebih. Menggunakan kata yang bermakna memisahkan seperti 'aku', 'kamu', dan 'engkau' sangat berkontribusi dalam membentuk ketidakpuasan dalam pernikahan.
Kata ajaib lainnya yang bisa membuat pernikahan lebih awet adalah 'terima kasih'. Penelitian yang dilakukan di Arizona pada tahun 2007 mengungkapkan pentingnya kata 'terima kasih'. Menggunakan kata terimakasih ketika pasangan membantu tugas rumah tangga atau melakukan hal baik lainnya bisa menimbulkan perasaan dihargai. Kata terima kasih juga bisa mengurangi perasaan kurang adil dalam pembagian tugas rumah tangga dan membuat seseorang lebih puas terhadap pernikahannya.
Kerja Keras
Mempertahankan pernikahan adalah kerja keras tiada akhir. Jangan pernah merasa nyaman terhadap pernikahan Anda terlalu lama. Ini bukan omong kosong karena ada penelitian yang membuktikannya. Studi yang dirilis di Review of General Psychology tahun 2009 menekankan tentang pentingnya kerja keras dalam mempertahankan pernikahan. Survey disebar kepada 6000 orang yang masing-masing berada dalam hubungan baru atau menikah lebih dari 20 tahun.
Hasilnya, banyak responden yang masih sangat mencintai pasangannya walau umur pernikahannya sudah cukup lama. Menurut penelitian tersebut kuncinya adalah kerja keras dalam mempertahankan pernikahan. Dalam penelitian tersebut pasangan-pasangan ini sangat peduli terhadap hubungannya, berusaha memperbaiki komunikasi dan banyak menghabiskan waktu bersama. Hasilnya, umumnya pasangan ini bisa melewati berbagai konflik dengan cukup mulus.
Cinta memang bukan hal yang ilmiah. Tak ada yang benar-benar bisa menjelaskan secara pasti tentang bagaimana terjadinya cinta.
Begitu juga pernikahan, banyak ahli pernikahan atau psikolog yang selalu berusaha mencari tahu kunci sukses rumah tangga. Memang tak ada yang benar-benar pasti ketika merumuskan kunci sukses pernikahan. Dikutip dari livescience, berikut fakta yang dirangkum dari berbagai studi di seluruh dunia.
Gaya Belanja yang Sama
Menurut Scott Rick dari University of Michigan's Ross School of Business, jika tak ingin banyak konflik dalam pernikahan, menikahlah dengan orang yang memiliki gaya pengeluaran yang sama. Pernyataan Scott ini didasari oleh penelitiannya terhadap lebih dari 1000 pasangan dewasa.
Dalam penelitian tersebut ditemukan, seseorang cenderung memilih pasangan dengan gaya mengatur uang yang berbeda. Pada pasangan jenis ini, konflik lebih sering terjadi ketimbang pada pasangan yang memiliki gaya belanja atau kebiasaan pengeluaran yang sama.
Bercinta dan Bercinta
Solusi ini mungkin kedengarannya sangat umum. Tapi hal ini telah dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michelle Russell dan James McNulty dari University of Tennessee. Michelle dan James terutama memfokuskan penelitiannya pada pasangan berbeda kepribadian yang sering berkonflik.
Kepuasan seks juga bisa berkembang sesuai dengan waktu. Penelitian yang lain yang dipublikasikan di the journal BJU International 2006 menemukan, pria di usia 50 tahunan lebih puas dengan kehidupan seksnya dibanding pria di kategori usia 30an dan 40an.
Kita dan Terimakasih
Dua kata ini ternyata memegang peranan penting dalam kesuksesan pernikahan. Dalam penelitian yang dirilis di the journal Psychology and Aging tahun 2009, ditemukan kata 'kita' atau 'kami' bisa membantu meningkatkan kualitas pernikahan. Penelitian tersebut menemukan penggunaan kata ini ketika sedang membahas konflik bisa menurunkan tingkat stres, perilaku negatif seperti kemarahan, dan isba terkesan menunjukkan perhatian yang lebih. Menggunakan kata yang bermakna memisahkan seperti 'aku', 'kamu', dan 'engkau' sangat berkontribusi dalam membentuk ketidakpuasan dalam pernikahan.
Kata ajaib lainnya yang bisa membuat pernikahan lebih awet adalah 'terima kasih'. Penelitian yang dilakukan di Arizona pada tahun 2007 mengungkapkan pentingnya kata 'terima kasih'. Menggunakan kata terimakasih ketika pasangan membantu tugas rumah tangga atau melakukan hal baik lainnya bisa menimbulkan perasaan dihargai. Kata terima kasih juga bisa mengurangi perasaan kurang adil dalam pembagian tugas rumah tangga dan membuat seseorang lebih puas terhadap pernikahannya.
Kerja Keras
Mempertahankan pernikahan adalah kerja keras tiada akhir. Jangan pernah merasa nyaman terhadap pernikahan Anda terlalu lama. Ini bukan omong kosong karena ada penelitian yang membuktikannya. Studi yang dirilis di Review of General Psychology tahun 2009 menekankan tentang pentingnya kerja keras dalam mempertahankan pernikahan. Survey disebar kepada 6000 orang yang masing-masing berada dalam hubungan baru atau menikah lebih dari 20 tahun.
Hasilnya, banyak responden yang masih sangat mencintai pasangannya walau umur pernikahannya sudah cukup lama. Menurut penelitian tersebut kuncinya adalah kerja keras dalam mempertahankan pernikahan. Dalam penelitian tersebut pasangan-pasangan ini sangat peduli terhadap hubungannya, berusaha memperbaiki komunikasi dan banyak menghabiskan waktu bersama. Hasilnya, umumnya pasangan ini bisa melewati berbagai konflik dengan cukup mulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar