Kepentingan Bangsa Satukan SBY-Megawati

Meski tidak bersalaman saat bertemu dalam peringatan pidato Bung Karno 1 Juni lalu, hubungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden ke-4 Megawati Soekarnoputri sudah banyak kemajuan.
  Foto: dok. RCTI
Memang lambat, tapi kemajuan hubungan antara kedua pemimpin mewakili isyarat politik yang penting.

Demikian dikatakan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga.

“Bersalaman memang sebuah tradisi penting di negeri kita, tidak terkecuali di antara pemimpin. Besalaman mewakili persahabatan dan meniadakan perseteruan,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/6/2011).

“Tapi, dalam kasus kedua Presiden itu, pengecualian harus dibuat. Kehadiran Presiden Megawati dan Presiden SBY dalam satu acara yang sama adalah sesuatu. Dan sesuatu itu mewakili sebuah gesture politik yang penting, dalam pidatonya, Ibu Mega juga menyebut nama Pak SBY,”imbuhnya.

Daniel menambahkan, Presiden Yudhoyono tidak memiliki halangan secara personal dan politik untuk bekerjasama dengan Megawati. Kalaupun dalam kenyataannya di mata media hubungan keduanya belum harmonis, Daniel menjelaskan dalam politik orang memang tak perlu saling suka untuk melahirkan kerjasama.

“Kepentingan yang lebih besar akan mempersatukan mereka,” ujarnya.

Daniel mencontohkan pada saat jamuan makan malam bersama Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Istana Negara beberapa waktu lalu, kedua pemimpin bersalaman dan saling melempar senyum.

“Secara simbolik semua itu mengabarkan perkembangan yang lumayan membesarkan hati,” katanya.

Tidak ada komentar: