Hingga saat ini, sudah puluhan desainer yang memeragakan karya, baik yang terkenal maupun baru. Namun ada hal menarik yang terjadi dari pekan mode musim ini.Peragaan busana wanita periode Spring/Summer 2012 di London kali ini cukup menyita perhatian, khususnya bagi mereka yang mengenali budaya Indonesia. Ada dua desainer yang terpikat oleh budaya Indonesia, yakni Julien McDonald dan Peter Pilotto.
Desainer Julien McDonald, mengakui inspirasi berkaryanya datang dari teknologi kapal pesiar di Monte Carlo yang disilangkan dengan gaya origami dan print tato khas Jepang, seperti yang dikutip dari style.com. Namun banyak yang menilai sebenarnya bukan tato Jepang yang ia tampilkan dalam beberapa gaun, melainkan batik Mega Mendung khas Cirebon.
Bagi orang awam, mungkin print awan warna biru yang ia tampilkan terlihat seperti lukisan khas Jepang, namun tidak diragukan lagi bahwa print tersebut adalah motif batik Mega Mendung khas Cirebon. Dalam koleksinya, motif batik Cirebon ini dibentuk menjadi 4 item yakni; gaun halter model bias-cut, setelan suit, rompi, hingga dress putih aplikasi geometris. Para kritikus mode juga menilai koleksinya kali ini kurang kreatif, karena hampir seluruh koleksi gaun ala techno di awal peragaan mirip seperti Balenciaga dan gaun panjang di akhir peragaan terlihat seperti meniru koleksi couture Givenchy beberapa musim lalu bertemakan sama, yakni Jepang.
Berbeda dengan desainer Peter Pilotto yang baru-baru ini menyelesaikan travelling di Indonesia, ia mengakui banyak terinspirasi keindahan alam Indonesia dan menuangkannya dalam koleksi terbarunya. Dibantu oleh rekannya, Christopher De Vos, mereka memaksimalkan print tropis dan ilusi optik khas baju penyelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar