Sikap Warga Tak Kucilkan Bocah Pengidap HIV Patut Dicontoh

Seorang gadis mungil di Pancoran Mas, Depok, Z, mengidap virus HIV/AIDS yang ditularkan orang tuanya. Meski demikian, warga sekitar rumah Z tak mengucilkan anak yatim piatu itu. Sikap ini patut diapresiasi dan menjadi contoh.

"Saya memberikan apresiasi kepada masyarakat setempat yang telah peduli dan tidak melakukan diskriminasi. Tentu ini menjadi contoh untuk daerah lain," kata pemerhati perlindungan anak, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto.


Menurut Kak Seto, sebagai anak-anak lainnya, Z juga membutuhkan sosialisasi. Hal ini akan berpengaruh kepada perkembangannya.

Kak Seto berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib Z, terutama pengobatannya. Hal tersebut sesuai yang diamanatkan oleh undang-undang.

"Di dalam undang-undang, anak-anak di Indonesia itu dijamin pemerintah. Baik jaminan atas hak pemenuhan kesehatan maupun pendidikan," katanya.

Z, gadis cilik berumur enam tahun yang kini bersekolah di sebuah TK di kawasan Pancoran Mas, Jawa Barat ini dinyatakan positif terkena HIV sejak berusia enam bulan. Virus itu ditularkan oleh ibundanya, Rosalina, yang tutup usia akibat AIDS pada 2009 lalu.

Ibunda Z tertular HIV dari suaminya yang juga ayah Z, Ridwan. Ridwan yang dikenal suka mabuk-mabukan dan menggunakan narkoba ini telah meninggal pada 2005 silam.

Kini, Z yang yatim piatu sejak 2009 diasuh kakek-neneknya yang sehari-hari hanya mengandalkan penghasilannya sebagai buruh tani. Kakak laki-laki Z juga telah meninggal karena AIDS saat berumur 2,5 tahun. Mereka kini mengandalkan Jamkesda untuk pengobatan rutin Z di RS Fatmawati dan mengharapkan uluran tangan para dermawan.

Tidak ada komentar: