Meski akhirnya diragukan, infeksi bakteri Escherichia coli atau E.coli yang telah menewaskan belasan orang di Eropa sempat diduga berasal dari sayuran asal Spanyol. Belakangan, Inggris menemukan bahwa kontaminasi bakteri sejenis juga ada dalam susu sapi.
Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, konsultan lambung dan pencernaan dari Universitas Indonesia membenarkan bahwa E coli bisa mencemari sayuran. Bahan makanan lainnya termasuk daging, susu mentah, buah dan telur setengah matang juga bisa terkontaminasi.
Infeksi bakteri E.coli dari makanan yang tercemar bisa terjadi ketika daya tahan tubuh sedang tidak baik. Gejala yang paling sering muncul saat terinfeksi E.coli biasanya berupa diare cair, Buang Air Besar (BAB) berdarah dan disertai mual muntah.
Gejala tersebut kadang tidak muncul seketika, melainkan beberapa jam sesudah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Jeda yang dibutuhkan E.coli sejak masuk ke tubuh manusia hingga memunculkan gejala disebut masa inkubasi dan biasanya makan waktu sekitar 16 jam.
Banyaknya korban tewas di Eropa menurut Dr Ari disebabkan karena jenis E.coli yang mencemari makanan di wilayah tersebut adalah jenis terbaru. Evolusi bakteri telah memunculkan jenis lain yang memicu kerusakan ginjal akut sehingga dapat memicu kematian dalam waktu singkat.
Meski demikian, Dr Ari meyakini bahwa distribusi sayuran dari Eropa yang tercemar E.coli pasti sudah sangat dibatasi. Oleh karenanya masyarakt di Indonesia tidak perlu ketakutan untuk mengonsumsi timun dan sayuran lainnya, asal tetap memperhatikan kebersihannya.
"Makanan yang tercemar adalah sayur-sayuran, dalam hal ini ketimun yang memang akan dikonsumsi secara mentah sehingga kemungkinan orang yang mengonsumsinya mudah terjangkit infeksi," ungkap Dr Ari dalam rilis yang diterima detikHealth, Minggu (5/6/2011).
Yang terpenting menurut Dr Ari, pemerintah harus mewaspadai penumpang pesawat yang baru datang dari Eropa. Langkah ini berguna untuk membatasi risiko penularan, misalnya jika ada penumpang yang kemungkinan terinfeksi E.coli jenis baru yang mematikan tersebut.
Namun yang lebih penting lagi, budaya hidup sehat harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang disampaikan Dr Ari berikut ini.
- Selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersih
- Memasak makanan dengan sebaik-baiknya
- Tidak mengkonsumsi makanan yang sudah tidak segar atau dicurigai sudah rusak atau kadaluarsa
- Membersihkah sayur mayur dengan sebaik-baiknya jika ingin dikomsumsi secara mentah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar