Misteri Penghuni Pulau Tikus Takut Sembelih Kambing dan Sapi

Sumenep - Cerita Rakyat Pulau Tikus atau yang disebut Pulau Gili Labak, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura bukan hanya sekedar cerita saja. Pulau itu diyakini masih memiliki kekuatan magis tinggi.

Pulau yang dihuni 33 kepala keluarga atau 105 jiwa merupakan bagian dari Pulau Poteran dan masuk wilayah Desa Kombang. Pulau yang satu ini hanya mempunyai luas 5 hektar membujur ke arah selatan-utara.

Warga setempat hingga kini tidak berani menyembelih hewan berupa kambing dan sapi di pulau yang sulit air bersih ini. Sebab, diyakini akan mendatangkan bahaya yang mengancam ketentraman mereka.

Ada warga yang mencoba memelihara kambing. Tak lama berselang, ribuan tikus menyerang daerah tersebut dan merusak tanaman. Setelah kambing peliharaan itu dikeluarkan dari pulau tersebut, serangan tikus hilang seketika.

Konon, bila ada warga yang berani menyembelih sapi atau kambing di pulau tersebut, maka keselamatan jiwa mereka terancam. Semisal, akan datang angin ribut yang mempunyai kekuatan merusak tanaman dan perahu hingga ancaman bahaya lainnya.

Tak ayal, jika peliharaan hewan yang terlihat hanya ayam kampung, menambah keindahan daerah ini. Kehidupan warga mayoritas sebagai nelayan. Daerah yang jauh dari kebisingan ini juga mempunyai keindahan karang laut dan ikan berwarna-warni.

Ketua RT 05 Pulau Gili Labak Kecamatan Talango, Sumenep, Abd Jalil, mengatakan, Pulau Gili Labak ini juga dikenal dengan Pulau Tikus. Selama ini warga takut memelihara sapi dan kambing apalagi sampai menyembelih.

"Tanah pulau ini, sepertinya takut tertetesi darah sapi dan kambing. Kalau sampai dilakukan, maka akan ada serangan tikus dalam jumlah besar dan bahaya lain yang mengancam keselamatan warga," kata Jalil kepada wartawan di kediamannya, Sabtu (11/7/2011).

Warga yang membutuhkan daging sapi atau kambing harus membeli keluar pulau. Semisal ke Pasar Kecamatan Talango atau ke daratan Kalianget yang jarak tempuhnya antara 1,5 jam sampai 2 jam perjalanan laut.

Selama ini warga banyak mengkonsumsi daging ayam kampung, karena mayoritas hanya memelihara ayam. Untuk memenuhi kebutuhan lainnya, juga perlu dipasok dari daratan Kalianget.

Pulau Gili Labak ini juga menjadi rujukan sejumlah wisatawan asing, khususnya yang ditempuh dari Bali. Para turis ini menikmati keindahan pantai dan pasir yang masih alami dan tergolong bersih.

"Kalau laut di sini sangat bersahabat dan airnya sangat jernih, sehingga ikan warna-warni bisa terlihat," ujarnya.

Pulau Gili Labak ini bisa ditempuh dari dermaga rakyat Desa Gapurana, Talango dengan menggunakan Pelahu Layar Motor (PLM) milik warga. Bila menggunakan jasa carteran dipatok Rp 250 ribu (PP) dengan menempuh perjalanan 2 jam lebih.

Tidak ada komentar: