Ini adalah Prilaku Arogan Pengguna Jalan di Jakarta

Potret transportasi di Kota Jakarta terbilang kelam. Jakarta tidak hanya menjadi kota yang dihiasi kemacetan saja, tetapi juga hilangnya rasa toleransi kepada sesama pengendara di jalan raya.

Tak ayal, hilangnya sikap toleransi ini kerap berakibat konflik horizontal sesama pengguna jalan. Ironisnya lagi, pemerintah seakan tutup mata terhadap fenomena mengkhawatirkan ini.

Berikut sederet prilaku arogansi pengguna kendaraan di jalan raya yang dihimpun okezone;

1. Melawan arah tanpa perasaan bersalah

2. Tak menggunakan helm atau perlengkapan lain yang sudah menjadi standar pengguna sepeda motor.

3. Melaju di saat traffic light masih atau sudah berwarna merah.

4. Kebut-kebutan disaat jalan raya dalam kondisi padat yang berpotensi tabrakan atau bersenggolan.

5. Membawa benda berukuran besar dan tak lazim diangkut kendaraan kecil, karena mengganggu pengendara lain dan dapat menimbulkan kemacetan.

6. Mengambil jalur pejalan kaki (trotoar) pada saat kondisi jalan raya padat. Bahkan ada juga sepeda motor yang melintas di jembatan penyeberangan jalan (JPO).

7. Masuk jalur Bus Transjakarta terutama saat kondisi jalan tengah dalam puncak kemacetan.

8. Konvoi ilegal yang kerap menerobos traffic light dan mengabaikan rambu lalu lintas (selain mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan iring-iringan pejabat).

9. Mobil melaju dengan jalur zig-zag dan berpotensi tabrakan atau bersenggolan.

10. Mobil menggunakan bahu jalan untuk mendahului kendaraan lain dan berpotensi kecelakaan.

11. Tak tertib mengantre di loket jalan tol hingga mengakibatkan kemacetan di jalan tol.

12. Menggunakan lampu rem berwarna putih yang dapat menyebabkan kecelakaan.

13. Khusus untuk angkutan umum berhenti mendadak dan di tengah jalan untuk menaikan atau menurunkan penumpang. Hal ini menimbulkan kemacetan dan tabrakan mendadak.

Tidak ada komentar: