Neuschwanstein, Istana di Atas Gunung Peninggalan Abad 19
BERWISATA ke Munich, Jerman, tidak akan lengkap tanpa berkunjung ke Neuschwanstein Castle. Istana di atas gunung, di dekat desa Hohenschwangau ini dibangun Raja Ludwig II pada abad ke-19.
Dari Munich perjalanan dapat dilanjutkan dengan kereta menuju Fussen, kemudian dengan bus menuju Hohenschwangau. Sepanjang perjalanan dengan kereta, mata penumpang dimanjakan pemandangan langit biru, rumput hijau diselingi bunga-bunga liar berwarna kuning, dan pepohonan disana-sini.
Tiket masuk ke istana hanya bisa dibeli di Hohenschwangau. Sebenarnya ada 2 istana di sana, Hohenschwangau dan Neuschwanstein. Tapi kebanyakan turis lebih memilih Neuschwanstein ketimbang Hohenschwangau.
Tiket dijual berdasarkan jam masuk yang dialokasikan. Setelah jatah untuk jam itu habis, pengunjung hanya bisa membeli untuk slot kunjungan berikutnya. Sepertinya ini dilakukan untuk mengatur jumlah pengunjung yang masuk setiap jamnya, dan juga memastikan bahwa di dalam istana setiap orang dapat melihat-lihat dengan nyaman.
Setelah tiket berada dalam genggaman, tibalah saatnya naik ke atas gunung tempat istana itu berada. Ada 3 pilihan yang disediakan: naik kereta kuda, naik bus umum, atau jalan kaki. Jalan kaki jelas pilihan yang paling murah dan sehat, walaupun memakan waktu lebih banyak.
Bus hanya membawa penumpang sampai di Marienbrucke (Mary's bridge). Marienbrucke adalah jembatan yang dibangun oleh King Ludwig sebagai hadiah ulang tahun untuk istrinya, Mary. Marienbrucke sepertinya adalah tempat yang paling pas untuk memotret Neuschwanstein castle. Dari sana, istana terlihat cukup dekat dan jelas, dikelilingi oleh hijaunya pepohonan dan aliran air sungai di dasar tebing tempat Marienbrucke dibangun. Pemandangan yang elok ini menjelaskan mengapa Neuschwanstein adalah bangunan yang paling banyak difoto di Jerman, dan menginspirasi banyak film dan juga cerita dongeng.
15 menit jalan kaki dari Marienbrucke ke pintu masuk istana hampir tidak terasa karena indahnya pemandangan sekitar. Pengunjung masuk dengan teratur sesuai dengan nomor dan jam yang tertera pada tiket.
King Ludwig II memantau sendiri pembangunan, design dan dekorasi istana ini. Sayangnya hidup sang Raja berakhir tragis. Setelah menempati istananya selama hanya setengah tahun, dia dinyatakan sakit jiwa dan kemudian ditemukan mati tenggelam di Lake Starnberg, bersama dengan sang psikiater. Sampai sekarang, masih belum diketahui apa yang sebenarnya terjadi.
Tujuh minggu setelah wafatnya King Ludwig II pada tahun 1886, Neuschwanstein castle dibuka untuk umum. Sekarang istana ini dikunjungi oleh 1,3 juta turis setiap tahunnya. Ironis, mengingat bahwa King Ludwig II membangun istana ini untuk dirinya pribadi.
Masih banyak ruangan di dalam istana yang tidak terselesaikan. Meskipun demikian, ruangan-ruangan yang sudah jadi sungguh memukau. It's like living a in a fairy tale. Kamar tidur sang Raja diisi oleh tempat tidur besar dengan tiang kayu di keempat ujungnya, dan di bagian atasnya penuh dengan ukiran gambar semua katedral di Bavaria. Ada juga pintu rahasia yang menuju ke toilet, tempat cuci tangan yang berbentuk angsa. Dekorasi dan lukisan dalam istana banyak mengambil inspirasi dari opera-opera yang ditulis oleh Richard Wagner, komposer kesayangan sang Raja.
Ruangan yang tak kalah cantik adalah the throne room, dihias oleh lukisan-lukisan di seluruh temboknya dan mozaik di lantainya. Ada juga The Singers' Hall yang dibangun khusus untuk pertunjukan musik dan drama. King Ludwig meninggal sebelum sempat menyaksikan pertunjukan apa pun di tempat itu, namun tempat dengan akustik yang baik itu sampai sekarang masih dipakai.
Pemandangan ke luar dari dalam istana sendiri tak kalah mengagumkannya. Langit yang sedikit berawan, gunung dengan sedikit salju di pucuknya, danau biru, hutan yang masih lebat dan istana Hohenschwangau sendiri.
Ruangan favorit pengunjung adalah The Grotto, yang dibentuk seperti gua lengkap dengan air terjun mungil dan taman kecil untuk bersantai. Musik dari Singers' Hall juga dapat dinikmati dari tempat ini.
Yang menakjubkan, walaupun dibangun pada abad ke-19 dan terlihat kuno, istana itu dibangun dengan memakai banyak teknologi modern demi kenyamanan penghuninya. Contohnya, hot air central heating, air panas dan air dingin di dapur, automatic flushing system di toilet. Istana juga dilengkapi oleh bel listrik untuk memanggil para pelayan, pesawat telepon dan juga lift.
Karena pengunjung tidak diperbolehkan memotret bagian dalam istana, foto-foto hanya terbatas pada bagian luar istana saja.
Dari Munich perjalanan dapat dilanjutkan dengan kereta menuju Fussen, kemudian dengan bus menuju Hohenschwangau. Sepanjang perjalanan dengan kereta, mata penumpang dimanjakan pemandangan langit biru, rumput hijau diselingi bunga-bunga liar berwarna kuning, dan pepohonan disana-sini.
Tiket masuk ke istana hanya bisa dibeli di Hohenschwangau. Sebenarnya ada 2 istana di sana, Hohenschwangau dan Neuschwanstein. Tapi kebanyakan turis lebih memilih Neuschwanstein ketimbang Hohenschwangau.
Tiket dijual berdasarkan jam masuk yang dialokasikan. Setelah jatah untuk jam itu habis, pengunjung hanya bisa membeli untuk slot kunjungan berikutnya. Sepertinya ini dilakukan untuk mengatur jumlah pengunjung yang masuk setiap jamnya, dan juga memastikan bahwa di dalam istana setiap orang dapat melihat-lihat dengan nyaman.
Setelah tiket berada dalam genggaman, tibalah saatnya naik ke atas gunung tempat istana itu berada. Ada 3 pilihan yang disediakan: naik kereta kuda, naik bus umum, atau jalan kaki. Jalan kaki jelas pilihan yang paling murah dan sehat, walaupun memakan waktu lebih banyak.
Bus hanya membawa penumpang sampai di Marienbrucke (Mary's bridge). Marienbrucke adalah jembatan yang dibangun oleh King Ludwig sebagai hadiah ulang tahun untuk istrinya, Mary. Marienbrucke sepertinya adalah tempat yang paling pas untuk memotret Neuschwanstein castle. Dari sana, istana terlihat cukup dekat dan jelas, dikelilingi oleh hijaunya pepohonan dan aliran air sungai di dasar tebing tempat Marienbrucke dibangun. Pemandangan yang elok ini menjelaskan mengapa Neuschwanstein adalah bangunan yang paling banyak difoto di Jerman, dan menginspirasi banyak film dan juga cerita dongeng.
15 menit jalan kaki dari Marienbrucke ke pintu masuk istana hampir tidak terasa karena indahnya pemandangan sekitar. Pengunjung masuk dengan teratur sesuai dengan nomor dan jam yang tertera pada tiket.
King Ludwig II memantau sendiri pembangunan, design dan dekorasi istana ini. Sayangnya hidup sang Raja berakhir tragis. Setelah menempati istananya selama hanya setengah tahun, dia dinyatakan sakit jiwa dan kemudian ditemukan mati tenggelam di Lake Starnberg, bersama dengan sang psikiater. Sampai sekarang, masih belum diketahui apa yang sebenarnya terjadi.
Tujuh minggu setelah wafatnya King Ludwig II pada tahun 1886, Neuschwanstein castle dibuka untuk umum. Sekarang istana ini dikunjungi oleh 1,3 juta turis setiap tahunnya. Ironis, mengingat bahwa King Ludwig II membangun istana ini untuk dirinya pribadi.
Masih banyak ruangan di dalam istana yang tidak terselesaikan. Meskipun demikian, ruangan-ruangan yang sudah jadi sungguh memukau. It's like living a in a fairy tale. Kamar tidur sang Raja diisi oleh tempat tidur besar dengan tiang kayu di keempat ujungnya, dan di bagian atasnya penuh dengan ukiran gambar semua katedral di Bavaria. Ada juga pintu rahasia yang menuju ke toilet, tempat cuci tangan yang berbentuk angsa. Dekorasi dan lukisan dalam istana banyak mengambil inspirasi dari opera-opera yang ditulis oleh Richard Wagner, komposer kesayangan sang Raja.
Ruangan yang tak kalah cantik adalah the throne room, dihias oleh lukisan-lukisan di seluruh temboknya dan mozaik di lantainya. Ada juga The Singers' Hall yang dibangun khusus untuk pertunjukan musik dan drama. King Ludwig meninggal sebelum sempat menyaksikan pertunjukan apa pun di tempat itu, namun tempat dengan akustik yang baik itu sampai sekarang masih dipakai.
Pemandangan ke luar dari dalam istana sendiri tak kalah mengagumkannya. Langit yang sedikit berawan, gunung dengan sedikit salju di pucuknya, danau biru, hutan yang masih lebat dan istana Hohenschwangau sendiri.
Ruangan favorit pengunjung adalah The Grotto, yang dibentuk seperti gua lengkap dengan air terjun mungil dan taman kecil untuk bersantai. Musik dari Singers' Hall juga dapat dinikmati dari tempat ini.
Yang menakjubkan, walaupun dibangun pada abad ke-19 dan terlihat kuno, istana itu dibangun dengan memakai banyak teknologi modern demi kenyamanan penghuninya. Contohnya, hot air central heating, air panas dan air dingin di dapur, automatic flushing system di toilet. Istana juga dilengkapi oleh bel listrik untuk memanggil para pelayan, pesawat telepon dan juga lift.
Karena pengunjung tidak diperbolehkan memotret bagian dalam istana, foto-foto hanya terbatas pada bagian luar istana saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar