Al- Qur'an dan Jalan Kebangkitan

Ayat 185 surah Al-Baqarah menjelaskan bahwa beberapa hari tertentu yang diwajibkan berpuasa itu adalah hari-hari bulan Ramadan. Sekaligus menyiratkan bahwa bulan yang khusus diwajibkan berpuasa itu adalah bulan turunnya Alquran. Mengapa Allah khususkan bulan turunnya Alquran (Ramadan) dengan ibadah puasa yang sangat spesial?


Duo ulama besar, Imam Muhammad Abduh dan Syeikh Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar menjelaskan bahwa dipilihnya kewajiban berpuasa sebulan penuh di bulan turunnya Alquran (Ramadan) ini adalah dalam rangka Allah ta'ala mengingatkan kepada kita atas nikmat-Nya, yaitu turunnya Alquran yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup seluruh umat. Cara kita mensyukuri nikmat turunnya Alquran itu dari Allah adalah dengan berpuasa sepanjang bulan tersebut pada saat Allah menurunkan Alquran. Salah satu manifestasi rasa syukur kita atas nikmat-Nya itu adalah dengan memaksimalkan pengamalan petunjuk Alquran pada momentum turunnya ke dunia di bulan Ramadan. Kita pun harus menjadikan puasa sarana meraih ketakwaan yang mewujud dalam akhlak dan amal kita dengan menjadikan Alquran sebagai satu-satunya petunjuk bagi kehidupan manusia. Jika tidak demikian, maka kita belum dapat memfungsikan nikmat-Nya itu dan belum dapat mensyukurinya dengan benar (Al-Manar, vol.2/130)

Sedangkan menurut Syeikh Mahmud Syaltut, mantan Grand Syekh Al-Azhar Mesir, "Karena Alquran berfungsi secara kuat untuk menyucikan hati dan meningkatkan kualitas ruh, maka cara kita mensyukurinya harus dengan ibadah yang sepadan dengan nikmat itu dalam makna dan dampaknya, yaitu puasa yang juga berfungsi menyucikan hati dan meningkatkan kualitas ruh" (kitab Al-Islam Aqidatan wa Syari’atan, hlm.111)

Oleh sebab itulah, ibadah puasa Ramadan harus diisi dengan segala aktifitas yang menambah kualitas bacaan, pemahaman dan pengamalan serta penghayatan kita terhadap kandungan Alquran. Komitmen kita terhadap pengamalan nilai Islam yang digali dari pandangan hidup Alquran dan juga sunnah Rasul, harus terus dipelihara bahkan ditingkatkan selama Ramadan. Karena Alquran adalah peta jalan (road map) kebangkitan umat Islam di dunia untuk meraih kejayaan (izzah), maka sudah seharusnya proses pembelajaran dan program pemberantasan buta aksara dan buta makna Alquran harus semakin digalakkan dan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.

Hanya dengan spirit seperti inilah, kita dapat memaknai Ramadhan dan puasa dengan benar demi tegaknya kejayaan Islam dan umat muslim dalam manifestasi kualitas ‘khairu ummah’ (umat terbaik) yang dilahirkan oleh ajaran kitab suci untuk memimpin peradaban manusia menuju kebaikan dan keselamatan.

Ayat ini ditutup dengan kalimat, "hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur". kita wajib mensyukuri Allah atas nikmat petunjuk-Nya berupa kewajiban puasa dan kewajiban menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Wallahu a'lam.

( Motor Matic Injeksi Irit Harga Murah – Yamaha Mio J ) Klik Disini Untuk Info Lowongan Kerja Terbaru & Ter-Update, Terpercaya dan Memberikan Informasi Secara Terperinci
* Penulis adalah Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) - Detik

Tidak ada komentar: