Papandayan Ancam 171.744 Orang

Meningkatnya aktivitas Gunung Papandayan menyebabkan status gunung tersebut dinaikkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) sejak 13 Agustus 2011 oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Hingga saat ini tidak ada perubahan yang signifikan sejak ditetapkan Siaga. Semua parameter aktivitas gunung tersebut masih menunjukkan peningkatan di atas rata-rata normalnya. Pada 1 September 2011, terekam 48 kali gempa vulkanik dangkal, 1 kali gempa vulkanik dalam, dan asap putih tipis tinggi 20 meter.

Melihat kondisi tersebut, BNPB bersama PVMBG dan BPBD Garut telah menyiapkan rencana kontijensi.

Perencanaan kontinjensi merupakan dokumen manajemen yang digunakan untuk memastikan adanya pengaturan yang memadai dalam mengantisipasi suatu krisis. Dari rencana kontijensi tersebut diketahui, jika terjadi letusan Gunung Papandayan dengan skenario terburuk, maka wilayah yang terancam bencana sebanyak 5 kecamatan yang mencakup 20 desa.

“5 kecamatan tersebut adalah Cisurupan (10 desa), Pamulihan (4 desa), Bayongbong (2 desa), Pakenjeng (2 desa), dan Sukaresmi (2 desa),” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, DR Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Jumat (2/9/2011).

Jumlah penduduk yang terkena dampak letusan Gunung Papandayan diperkirakan sekitar 171.744 jiwa. Tidak seluruh penduduk tersebut harus mengungsi. Diperkirakan jumlah pengungsi mencapai 11.544 orang.

“Wilayah dengan radius 2 Km adalah kawasan paling berpotensi terlanda terlanda awan panas, aliran lava dan gas beracun. Wilayah dengan radius 4 km (KRB II) adalah kawasan berpotensi terlanda lontaran batu pijar dan hujan abu lebat,” katanya.

Sedangkan pada wilayah dengan radius 6 km (KRB I) dari pusat erupsi berpotensi terlanda hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu pijar.

Tujuh lokasi yang disiapkan untuk tempat pengungsian adalah halaman Kantor Kecamatan Sukaresmi, Yonif 303 Cibuluh dan di SKB Cisurupan, halaman Kantor Kecamatan Pamulihan, halaman Kantor Kecamatan Pakenjeng, lapangan Banyongbong, lapangan Ibrahim Ajie, dan lapangan Ngamplang.

Tidak ada komentar: