Harga emas kembali turun hingga 2,5% setelah pekan lalu mencetak rekor tertingginya. Merosotnya pasar saham akibat kekhawatiran krisis di Eropa membuat investor melepas emas untuk menutup kerugian di pasar saham.
Emas yang selama ini dianggap sebagai tempat investasi paling aman, kerap kali mengalami tekanan jual ketika pasar saham sedang mengalami aksi jual karena investor mencairkan emasnya untuk memenuhi marjin di pasar saham.
Kekhawatiran seputar gagal bayar Yunani yang bisa menyebar ke seluruh dunia telah memukul pasar saham dan memicu pencairan emas yang cukup besar. Rebound yang terjadi di bursa Wall Street di menit-menit akhir ternyata juga tidak mampu menutup penurunan tajam harga emas.
Beberapa analis bahkan mengingatkan sinyal teknikal untuk potensi penurunan harga emas lebih lanjut.
"Kita telah memiliki aksi jual teknikal sekarang datang ke pasar. Jika kita menempatkan kepala di bawah level US$ 1.800, maka kita dapat melhat penurunan yang fair secara cepat dan mungkin membawa kita kembali ke harga US$ 1.700," ujar Frank McGhee, head precious metal trader dari Integrated Brokerage Services LLC .
Pada perdagangan Senin (12/9/2011), harga emas di pasar spot tercatat turun hingga 2,3% menjadi US$ 1.814,39 per ounce. Harga emas pada pekan lalu tercatat sudah turun lebih dari 1%, yang merupakan penurunan tertajam sejak akhir Juni.
Harga emas berjangka untuk Desember juga turun US$ 46,20 menjadi US$ 1.813,30 per ounce. Volume perdagangan sejalan dengan rata-rata 30 hari terakhir.
Sementara harga perak juga turun 3% menjadi US$ 40,10 per ounce.
Harga emas sepanjang tahun ini tercatat telah menguat hingga 305 lebih, atau 22% selama kuartal III saja. Ini adalah kenaikan harga emas terbesar sejak tahun 1986, dipicu oleh kondisi pasar saham dan valas yang sedang lesu sehingga membuat investor mencari tempat investasi alternatif.
"Kita memiliki situasi yang sama dengan tahun 2008, ketika pasar saham anjlok dan menyeret harga emas lebih rendah, dan beberapa hedge fund mengkompensasi kerugiannya dengan melikuidasi emas," ujar Peter Fertig, konsultan dari Quantitative Commodity Research.
"Tergantung pada bagaimana situasi di pasar saham bisa mereda, maka ini bisa terus berlangsung dalam beberapa hari," imbuhnya.
Situasi di Eropa memang terus berkembang. Yunani sebelumnya mengkonfirmasi bahwa mereka hanya memiliki dana tunai untuk beberapa pekan saja. Investor juga dibuat khawatir oleh kemungkinan penurunan peringkat bank-bank besar Prancis.
Namun selanjutnya sentimen positif datang dari Italia yang kemungkinan mendapatkan pendanaan lebih besar dari China. Italia diketahui telah meminta China untuk membeli surat utangnya lebih besar. China saat ini juga telah tercatat sebagai salah satu pemegang surat utang AS yang terbesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar