Tidak semua orang berani menumpangi kapal kecil berlayar mengarungi lautan, apalagi jika gelombang tinggi dan angin kencang.
Namun warga di Pulau Salura, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak memiliki pilihan selain memanfaatkan moda tranportasi perahu kecil untuk keluar dan masuk pulau. Jika beruntung warga akan disuguhkan atraksi yang jarang ditemui yakni nakhoda yang mengendalikan kemudi kapal hanya dengan dua kaki.
Ada beberapa kapal yang melayani penyeberangan di pulau yang menghubungkan Sumba dengan Pulau Salura. Tidak setiap hari ada penyeberangan dari dan menuju Pulau Salura, satu dari tiga pulau terluar di Kabupaten Sumba Timur yang berbatasan dengan Australia ini.
Penyeberangan hanya ada bersamaan dengan Hari Pasar atau Selasa setiap pekannya. Tidak heran jika kapal kecil dari kayu dengan mesin diesel hampir tak pernah kosong oleh penumpang. Bahkan kadang-kadang kapal dijejali penumpang hingga ke bubungan.
Angin kencang dan gelombang yang menghadang membuat kapal bagai terombang ambing dipermainkan ke atas-bawah dan ke kiri-kanan. Penumpang yang tidak biasa, tentu akan mabuk laut. Namun bagi warga setempat, naik kapal yang terombang-ambing sudah biasa.
Tak hanya penumpang, bahkan nahkoda pun melakukan aksi yang tidak lazim yakni mengendalikan kemudi dengan hanya dua kaki. Bukan karena sang nakhoda tidak memiliki tangan, namun mengemudikan kapal sudah menjadi pekerjaannya sejak lama.
Anwar, nakhoda kapal Lambung Menang Gaya, ini sering melakukan aksi unik itu. Dia mengaku sudah belajar mengemudikan kapal di tengah lautan sejak kecil.
Penumpang pun menyikapi atraksi Anwar itu dengan santai. Saifah, salah seorang penumpang, mengaku tidak khawatir kapal akan salah arah atau bahkan terbalik. Saifah dan warga lainnya mengenali Anwar sering melakukan atraksi itu dan tidak pernah salah arah bahkan celaka.
Menurut Saifah, Anwar sudah sangat piawai mengemudikan kapal dari dan menuju Salura, juga pulau-pulau lainnya. Dia sudah sangat mengenali rute bahkan kondisi cuaca di rute pelayarannya.
Hampir sejam pelayaran ke Pulau Salura menggunakan kapal kecil. Pasir putih dan anak-anak Salura dengan senyum khas anak pesisir akan menyambut kedatangan orangtua, kerabat, juga siapa saja yang akan menginjakkan kaki di bibir pantai pulau yang masih jarang dikunjungi wisatawan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar