Survei Membuktikan : Makin Banyak Janda Di Internet

Apakah suami Anda kerap menghabiskan waktu berjam-jam browsing, mengecek Facebook dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan internet? Waspadalah, karena bisa jadi Anda termasuk janda internet.

Teknologi memang memudahkan manusia untuk berhubungan dengan dunia luar. Namun karena teknologi juga Anda bisa terisolasi dari pasangan. Menurut penelitian, ada 15% pasangan yang bercerai karena pasangannya lebih mementingkan bermain games ketimbang bercengkarama dengan pasangannya.

Sementara itu survei lainnya juga menunjukkan kalau Facebook merupakan penyebab 1 dari 5 perceraian. Survei terbaru dari Divorce Online menemukan, kata 'mobile phone atau handphone' muncul dalam 1 dari 8 penyebab perceraian.

Dikutip dari daily mail, seorang wanita yang kini tengah hamil tujuh bulan dan punya tiga anak, Victoria merupakan salah satu wanita yang merasakan efek buruk internet. Dia meninggalkan suaminya dan sudah tiga minggu ini menetap di rumah orangtuanya. Victoria masih memikirkan apa yang harus ia lakukan pada suaminya, Craig.

Dalam curhatannya, Victoria mengatakan, lima bulan terakhir ini, pria yang dicintainya berubah menjadi dingin. Ia merasa suaminya kini seseorang yang asing.

"Dalam semalam, kami jarang mengucapkan beberapa kata satu sama lain," ujar wanita 38 tahun itu. "Saat Craig pulang ke rumah, dia makan, lalu membuka laptopnya untuk membalas email urusan pekerjaan. Aku merasa sedih karena kami masih berada dalam satu ruangan. Berbulan-bulan berlalu, aku merasa sakit hati dan dilupakan karena dia menghabiskan waktu berjam-jam membalas email dari koleganya, tapi hampir tidak pernah bicara apapun padaku," ucapnya panjang lebar.

Victoria mengaku ia pernah berusaha mengajak suaminya mengobrol, tapi sang suami tidak memberinya respon hingga ia pun akhirnya menyerah. "Kami stop berkomunikasi. Hingga suatu malam, dia mengirim email kepadaku yang sebenarnya untuk koleganya. Emailnya bukan email intim, tapi sedikit berisi rayuan dan guyonan," kisahnya lagi.

Email tersebut sungguh membuat Victoria sedih. Meski suaminya mengatakan email itu tidak berarti apa-apa, ia kecewa karena suaminya lebih dekat dengan wanita lain ketimbang dengan istrinya.

Kisah Victoria di atas, bukan tidak mungkin dialami banyak istri lainnya. Saat ini cukup banyak wanita yang menjadi 'janda' karena internet. Wanita-wanita ini masih berstatus memiliki suami, tapi dalam kehidupan nyatanya si suami sibuk sendiri, seolah-olah tak punya istri.

"Aku menyebutnya bersama tapi sendiri," ujar therapist pernikahan Douglas Weiss. "Sekarang ini, orang-orang bisa tetap memegang handphone mereka saat makan malam. Mereka bisa berjam-jam di depan komputer dan televisi dan mereka jadi lebih suka melihat Facebook teman-teman mereka ketimbang berhubungan dengan orang yang mereka cintai," urai Weiss.

"Teknologi bisa mengganggu hubungan pasangan dan membuat mereka menghindari satu sama lain. Ini jadi cara untuk menghindari keintiman dan hubungan yang nyata," tambah Weiss lagi.

Penelitian menunjukkan, sekarang ini orang bisa menghabiskan waktu 1,5 jam untuk online, menelepon atau menonton televisi. Dalam sehari, orang juga bisa menghabiskan waktu selama 80 menit untuk mengirim SMS, sibuk dengan sistus jejaring sosial dan email.

Psikoterapis dan pakar hubungan Paula Hall mengatakan, teknologi memang tidak sampai merusak pernikahan dengan perselingkuhan. Tapi teknologi menghasilkan sikap menyebalkan seperti pasangan jadi terlalu lengket dengan handphonenya. Hal itu nantinya menimbulkan efek korosif atau merusak.

"Orang jadi merasa ingin terus berhubungan dengan dunia luar sepanjang hari. Ini berefek pada kualitas yang mereka habiskan dengan pasangan mereka," tutur Hall.

"Ada banyak pasienku yang datang dan mengeluh tentang pasangan mereka yang bangun pada pukul 1 dini hari untuk mengecek email atau tidak bisa makam malam tanpa mengetik-ngetik di handphone. Memang terkesan sepele, tapi kalau terus-menerus dilakukan, bisa membuat pasangan mereka tidak diprioritaskan," urainya.

Hall berpendapat saat ini orang-orang sedang dalam tahap merasa bahwa pertemanan itu sangat penting. "Kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam merespon pesan atau Facebook, meskipun itu akhirnya membuat kita melupakan orang yang kita cintai yang duduk di samping kita. Bisa jadi sangat mengesalkan kan saat kita berada di dekat orang yang tertawa-tawa sambil memegang handphone, sementara kita tidak tahu apa-apa," tuturnya.

Weiss menambahkan, internet bisa jadi godaan paling berat untuk orang yang memiliki masalah dalam pernikahan. Internet bisa jadi pelarian, hingga akhirnya orang tersebut benar-benar melupakan pernikahannya.

"Internet bisa jadi tempat pelarian paling mudah dari kenyataan hidup yang sebenarnya," tutur Weiss.

Sebuah penelitian yang dilakukan Northampton University mengatakan, internet memang bisa membuat kecanduan. Penelitian itu melibatkan 360 responden. Hasilnya, 30% responden kecanduan internet hingga mempengaruhi pekerjaan atau hubungan mereka.

Studi lainnya yang dilakukan Tel Aviv University menyimpulkan kecanduan internet bisa disetarakan dengan masalah kecanduan berjudi, seks atau kleptomania. Dalam penelitian itu, responden yang kecanduan jadi orang yang mengesalkan saat mereka tidak bisa menyentuh internet.

Apakah masalah di atas Anda alami sekarang? Bagaimana solusinya? Victoria yang kini meninggalkan suaminya, Craig sudah bisa menyelesaikan masalah rumah tangga mereka. Setelah ditinggalkan, Craig jadi sadar dan mulai berkomunikasi lagi secara intens dengan Victoria.

Intinya, komunikasi dan keintiman dalam sebuah hubungan merupakan dua elemen penting. Teknologi memang bisa membuat Anda dan pasangan mudah berkomunikasi. Tapi jika teknologi itu dipakai terlalu berlebihan hingga membuat pasangan yang lain terabaikan, tentu efek negatif akan didapat.

Tidak ada komentar: