Agenda utama Kongres PSSI di Solo akhir pekan ini adalah memilih pucuk pimpinan organisasi sepakbola Indonesia tersebut. Siapa yang layak menjadi pemimpinnya, ada sederet kriteria yang mesti dipenuhi.
Dalam pernyataannya pers-nya, tiga forum sepakbola Save Our Soccer (SOS), Aliansi Suporter Seluruh Indonesia (ASSI), dan Comunitas Netral Media Sepakbola (Cornel), mengingatkan supaya peserta kongres sembarangan dan gegabah memilih ketua umum baru.
Dari peta yang berkembang, mereka belum melihat ada figur reformis yang muncul dalam pertarungan memperebutkan kursi PSSI.
"Yang ada hanyalah orang-orang lama dari rezim satus quo yang berubah bentuk. namun kelompok ini masih berbahaya karena terkonsolidasi dengan sangat rapi. Di sisi lain, peserta kongres juga cenderung 'bodoh' karena hanya memilih siapa yang akan berani bayar paling mahal.
"Hal ini terlihat dari dugaan akan adanya politik uang di kongres ke depan. Pemilik suara cenderung tidak mempunyai arah perjuangan yang jelas, seperti sekelompok yang mudah digerakkan saja tanpa berani menentukan sikap dan pilihan,” demikian pernyataan tiga forum tersebut melalui surat elektronik, Selasa (5/7/2011).
"Karena keprihatinan tersebut, kami menghimbau kepada para pemilik suara untuk cerdas dalam memilih. Karena hak pemilih itu sebenarnya adalah amanat dari masyarakat Indonesia, jadi gunakan hak pilih dengan baik, jangan pilih sia-siakan untuk memilih calon yang akhirnya merusak sepakbola kita."
SOS, ASSI dan Cornel kemudian memunculkan 13 kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi seorang ketua umum PSSI, yaitu:
1. Berintegritas, Integritas mensyaratkan yang bersangkutan tidak pernah dijatuhi sanksi hukum signifikan yang akan berpengaruh besar terhadap kerja-kerja perbaikan sepakbola.
2. Memiliki kredibilitas tinggi di mata masyarakat pecinta bola.
3.Sebagai pemimpin, harus mampu membuat perencanaan strategis dan kelembagaan. Calon pimpinan PSSI harus terbukti mampu menjadi pemimpin selama berkarier.
4. Memprioritaskan penindakan kasus-kasus korupsi di sepakbola, reformasi kelembagaan sekaligus mengawal pencegahan korupsi dan politisasi di sepakbola.
5. Bukan orang atau rezim status quo.
6. Memiliki daya tahan dari tekanan kerja dan serangan balik rezim status quo.
7. Berani mengambil risiko, yang salah satunya diukur dari keberanian, kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan.
8. Punya skala prioritas dalam pembenahan sepakbola Indonesia.
9. Punya komitmen untuk melaksanakan kompetisi yang bersih dari korupsi, suap, dan pengaturan skor.
10. Bebas dari konflik kepentingan; bukan anggota parpol, bukan pengusaha busuk.
11. Tidak Pernah tersangkut kasus Korupsi, pengaturan skor, dan suap dalam sepakbola.
12. Menguasai substansi dan teknis pembenahan sepakbola Indonesia, memahami dengan baik masalah sepakbola kita.
13. Memiliki konsep yang jelas untuk merealisasikan agenda Revolusi PSSI.
Dalam pernyataannya pers-nya, tiga forum sepakbola Save Our Soccer (SOS), Aliansi Suporter Seluruh Indonesia (ASSI), dan Comunitas Netral Media Sepakbola (Cornel), mengingatkan supaya peserta kongres sembarangan dan gegabah memilih ketua umum baru.
Dari peta yang berkembang, mereka belum melihat ada figur reformis yang muncul dalam pertarungan memperebutkan kursi PSSI.
"Yang ada hanyalah orang-orang lama dari rezim satus quo yang berubah bentuk. namun kelompok ini masih berbahaya karena terkonsolidasi dengan sangat rapi. Di sisi lain, peserta kongres juga cenderung 'bodoh' karena hanya memilih siapa yang akan berani bayar paling mahal.
"Hal ini terlihat dari dugaan akan adanya politik uang di kongres ke depan. Pemilik suara cenderung tidak mempunyai arah perjuangan yang jelas, seperti sekelompok yang mudah digerakkan saja tanpa berani menentukan sikap dan pilihan,” demikian pernyataan tiga forum tersebut melalui surat elektronik, Selasa (5/7/2011).
"Karena keprihatinan tersebut, kami menghimbau kepada para pemilik suara untuk cerdas dalam memilih. Karena hak pemilih itu sebenarnya adalah amanat dari masyarakat Indonesia, jadi gunakan hak pilih dengan baik, jangan pilih sia-siakan untuk memilih calon yang akhirnya merusak sepakbola kita."
SOS, ASSI dan Cornel kemudian memunculkan 13 kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi seorang ketua umum PSSI, yaitu:
1. Berintegritas, Integritas mensyaratkan yang bersangkutan tidak pernah dijatuhi sanksi hukum signifikan yang akan berpengaruh besar terhadap kerja-kerja perbaikan sepakbola.
2. Memiliki kredibilitas tinggi di mata masyarakat pecinta bola.
3.Sebagai pemimpin, harus mampu membuat perencanaan strategis dan kelembagaan. Calon pimpinan PSSI harus terbukti mampu menjadi pemimpin selama berkarier.
4. Memprioritaskan penindakan kasus-kasus korupsi di sepakbola, reformasi kelembagaan sekaligus mengawal pencegahan korupsi dan politisasi di sepakbola.
5. Bukan orang atau rezim status quo.
6. Memiliki daya tahan dari tekanan kerja dan serangan balik rezim status quo.
7. Berani mengambil risiko, yang salah satunya diukur dari keberanian, kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan.
8. Punya skala prioritas dalam pembenahan sepakbola Indonesia.
9. Punya komitmen untuk melaksanakan kompetisi yang bersih dari korupsi, suap, dan pengaturan skor.
10. Bebas dari konflik kepentingan; bukan anggota parpol, bukan pengusaha busuk.
11. Tidak Pernah tersangkut kasus Korupsi, pengaturan skor, dan suap dalam sepakbola.
12. Menguasai substansi dan teknis pembenahan sepakbola Indonesia, memahami dengan baik masalah sepakbola kita.
13. Memiliki konsep yang jelas untuk merealisasikan agenda Revolusi PSSI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar