Ternak Milik Warga diserang Ribuan Kera Ekor Panjang

Serangan kera ekor panjang yang merusak puluhan hektar tanaman di Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta sejak dua pekan terakhir merepotkan petani. Bahkan sejumlah ternak kambing pun turut menjadi korban sasaran amukan kera tersebut.

“Menurut laporan warga kami hampir tiap hari ada serangan kera ekor panjang, biasanya lebih banyak pada tanaman kacang jagung, dan ketela” terang Camat Tepus, Suyatna (18/6/2011)

Dia menjelaskan, serangan mengganas terjadi di tiga desa, yakni, Tepus, Sidoharjao, dan Purwodadi. Akibat serangan kera, petani rugi puluhan juta rupiah. Untuk menghindari serangan, warga menggunakan peralatan sederhana seperti jaring dan mengusir secara manual.

“Baru tahun ini serangan yang begitu parah dan membunuh empat kambing, tahun sebelumnya belum separah ini. Kemungkinan akibat di atas bukit sudah tidak ada makanan dan air,” imbuhnya.

Terpisah, Peraih Kalpataru, Sudarli yang juga warga Purwodadi Tepus mengaku pernah melakukan konservasi terhadap kera ekor panjang, dan ditemukan populasinya meningkat sehingga saat ini terjadi serangan yang besar.

“Saat ini sedikitnya 6.000 ekor kera jenis ekor panjang yang berusia mencapai 10 tahun. Kera tersebut memiliki ciri tinggi 40 cm dan panjang ekornya antara 30 hingga 40 cm,”ujarnya

Menurutnya untuk mengatasi serangan kera ekor panjang harus dilakukan melalui pengendalian. Karena itu dibutuhkan sedikitnya 5.000 pohon jambu kluthuk (jambu
biji) untuk ditanam di sepanjang pantai di Tepus, agar kera beralih memakan buah jambu dan meninggalkan menyerang tanaman petani. Pohon jambu biji dinilai menjadi alternatif karena dapat berbuah pada setiap musim.

“Membunuh bukan cara yang efektif untuk mengusir kera, kita harus memiliki rasa perikemanusiaan. Biasanya kalau kita serang dengan membasmi, mereka juga akan menyerang dengan lebih besar lagi, itu yang harus diperhatikan,” terangnya.

Selain di Tepus, kera ekor panjang juga menyerang kecamatan Saptosari, Semin dan Paliyan. Akantetapi intensitas serangan lebih besar di tepus karena masih banyak kawasan perbukitan dengan rerimbunan pohon.

Tidak ada komentar: