Rupiah Turun dari Level Terkuat

Jakarta - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi melemah 16 poin menjadi Rp 8.516 dibandingkan posisiera tkhir sebelumnya Rp 8.500, yang merupakan level terkuat sejak Maret 2004.

Analis pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa mengatakan, nilai tukar dalam negeri bergerak melemah terhadap dollar AS setelah mengalami penguatan pada awal pekan kemarin.
Kendati demikian, lanjut dia, diprediksi rupiah akan kembali menguat seiring dengan sentimen negatif di AS atas melambatnya pertumbuhan ekonomi di sana. "Nilai tukar rupiah akan melanjutkan penguatan dipicu data ekonomi AS yang negatif," kata dia.
Ia mengatakan, data-data ekonomi AS yang tidak begitu baik sejak dua minggu lalu, dan puncaknya dengan naiknya tingkat pengangguran di AS dari sembilan persen pada bulan April menjadi 9,1 persen pada bulan Mei.
Disaat yang sama, lanjut dia, per 3 Juni ini, the Fed mendorong bank-bank besar untuk merjer guna mencegah risiko sistemik yang timbul dari institusi keuangan, yang disebut sebagai sistematically important financial institution. "Tetapi kebijakan ini justru akan menambah risiko bank itu sendiri ke depan," kata dia.
Selain itu, lanjut Lana, ancaman lembaga pemeringkat internasional Moody’s untuk menurunkan peringkat utang AS akan membuat mata uang AS tertekan. "Sentimen yang masih belum begitu baik terhadap ekonomi AS akan membawa pelemahan dollar AS terhadap mata uang Asia hari ini termasuk rupiah," kata dia.
Ia menambahkan, data-data ekonomi AS terus menunjukkan perlambatan menjelang berakhirnya kebijakan pembelian obligasi pemerintah kuartal kedua senilai 600 miliar dollar AS pada Juni ini.

Tidak ada komentar: