Pengungkap Kasus Mencontek Massal Dimusuhi ???

Reaksi negatif yang ditampilkan warga menanggapi aksi Ny. Siami mengungkap praktek mencontek massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya, menunjukkan adanya keanehan sosial. Ternyata kecurangan lebih dihargai sepanjang membuat senang atau sejalan terhadap kepentingannya.

"Ini aneh. Rakyat kita suka kebohongan dan kecurangan yang menyenangkan mereka, dalam hal ini agar anaknya lulus," ujar mantan Rektor UGM, Sofian Effendi.

Ini dia sampaikan usai acara temu tokoh nasional di Gedung PP Muhammadiyah, Cikini, Jakarta, Kamis (16/6/2011). Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Wapres Jusuf Kalla (JK), Taufiq Kiemas dan Surya Paloh.

Sofian menyambut baik kelompok-kelompok masyarakat yang mendukung keberanian Ny. Siami. Tidak semua orang memiliki keberanian mengungkap sesuatu yang salah secara tulus dan iklas sebagaimana ditunjukkan Ny Siami.

"Menurut saya, Ny Siami punya moralitas. Semoga ini menjadi bahan introspeksi bagi kita semua," ujar Sofian.

Kisah Siami bermula dari laporan buah hatinya, Alif, yang cukup cerdas. Saat Ujian Nasional (UN), Alif diminta gurunya untuk memberikan contekan pada teman-temannya. Sesampai di rumah, Alif mengadu kepada ibunya, seorang mantan buruh pabrik sepatu. Siami lalu mengadu ke kepala sekolah dan komite sekolah, namun tidak digubris.

Kasus ini lalu masuk media massa sehingga menarik perhatian Walikota Surabaya. Kepala sekolah dan dua guru SD tersebut mendapat sanksi. Sedangkan warga Gadel marah besar pada Siami dan keluarganya dan menyebutnya sebagai "sok pahlawan" dan "tak punya hati nurani".

Warga mendesak Siami minta maaf. Siami memenuhi tuntutan warga. Namun warga tetap marah dan mencaci keluarga itu.Warga juga mengusir mereka dari kampung Gadel. Akhirnya, Siami dan keluarga mengungsi ke keluarganya di Gresik.

Simpati berdatangan juga berdatangan dari berbagai kelompok masyarakat. Mereka menggelar aksi simpati, salah satunya di Aula Mahkamah Konstitusi yang mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh nasional.

Tidak ada komentar: