tecnologi

Selain 2.5Ghz, 700 Mhz Bisa untuk LTE Tapi,

JAKARTA - Indonesia siap mengadopsi teknolongi Long Term Evolution (LTE) jika memenuhi beberapa syarat, khususnya terkait dengan masalah regulasi frekuensi. Pasalnya, ada beberapa spektrum yang harus digunakan untuk mengupdgare LTE tersebut.

Menurut Direktur Goverment Ericsson SEA dan Ocean Michael Bjarhorv, LTE memungkinkan untuk berjalan pada frekuensi 700 MHz. Sayangnya meski bisa berjalan pada frekuensi tersebut, masalah tetap saja timbul.

"Di frekuensi 700 MHz itu masih digunakan oleh pengguna televisi analog. Jadi jalan satu-satunya dengan memindahkan penggunaan televisi analog ke digital," tukasnya, di di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (3/11/2010).

Namun, seperti diketahui, kebijakan untuk mewajibkan pemindahan pengguna televisi dari analog ke digital, masih akan terjadi pada 2016 mendatang. Padahal di AS semua pengguna televisi analog sudah berpindah ke digital.

"Semuanya harus dikembalikan ke pemerintah, karena frekuensi lain yang dibutuhkan, saat ini masih menjadi pemegang perusahaan lain," tandasnya.

Saat ini memang ada beberapa pilihan pita frekuensi yang dianggap cocok untuk implementasi LTE, yaitu 700 MHz, 1.800 MHz, 2,3 GHz, 2,6 GHz. Namun frekuensi-frekuensi tersebut saat ini juga telah digunakan oleh layanan lain. Selain 700 MHz oleh stasiun TV, di 1800 MHz digunakan oleh 5 operator GSM, sedangkan di 2,3 GHz sebagian digunakan untuk WiMax dan 2,6 GHz digunakan oleh operator satelit.

Operator telekomunikasi menganggap frekuensi 2,5 Ghz cukup potensial untuk digunakan dalam teknologi LTE namun kanal tersebut telah digunakan oleh perusahaan televisi berbayar, Indovision dengan alokasi sebesar 150 Mhz.

"2,5 GHz itu adalah frekuensi ideal, sedangkan 700 MHz frekuensi alternatif," ujar Bjarhorv.

Indonesia sendiri sejatinya telah menandatangani artikel 5 resolusi dan rekomendasi International Telecommunication Union (ITU) pada 2007. Dalam Final Acts, pemerintah  seharusnya langsung menyiapkan roadmap migrasi Indovision keluar dari pita 2,5 GHz pada saat berakhirnya satelit Indostar I 2009 lalu. Hal ini karena alokasi frekuensi itu memang lebih cocok untuk Wimax atau LTE.

Tidak ada komentar: