Kesehatan

Bell's Pallsy

Pengertian penyakit bell’s palsy 

Bell’s palsy adalah suatu kondisi dimana otot – otot wajah di satu sisi menjadi bengkak dan meradang yang mengakibatkan setengah wajah akan tampak terkulai dan tak bertenaga. Bell’s palsy dapat menyerang siapa saja, tapi jarang mempengaruhi orang – orang di bawah usia 15 tahun dan di atas 60 tahun.
Bagi kebanyakan orang, gejala Bell’s palsy membaik dalam beberapa minggu, dengan pemulihan lengkap dalam tiga sampai enam bulan. Sekitar 10 persen akan mengalami kekambuhan Bell’s palsy, kadang-kadang di sisi lain dari wajah. Sejumlah kecil orang terus memiliki tanda-tanda kelumpuhan wajah selama hidupnya.Bell's palsy banyak mengenai orang dewasa muda, terutama orang Jepang yang memiliki insidens tinggi terhadap kondisi ini. Infeksi virus seperti herpes, mumps dan HIV, serta infeksi bakteri seperti penyakit Lyme atau tuberkulosis dapat menyebabkan inflamasi dan pembengkakan pada saraf Fasialis hingga mengakibatkan terjadinya Bell's Palsy. Fraktur tengkorak, tumor, atau kondisi neurologi yang disebabkan oleh penyakit kronis seperti diabetes dan sindroma Guillain Barre dapat juga menyebabkan Bell's Palsy.
Kondisi yang menekan sistem imun seperti HIV meningkatkan resiko terjadinya Bell's Palsy. Stress, kehamilan dan diabetes juga merupakan faktor resiko. Orang yang mengidap diabetes memiliki kecenderungan 4X lebih besar untuk menjadi Bell's Palsy dibanding pada orang normal (1).
Bell's Palsy mengenai sekitar 40.000 orang di Amerika setiap tahunnya. Hal ini terjadi pada hampir 1 banding 65 orang selama hidupnya. Penyakit ini lebih sering mengenai orang dewasa muda dan orang Jepang memiliki insiden yang sedikit lebih tinggi dari kondisi seperti ini. Bell's palsy adalah penyebab paling sering dari paralisis wajah dan salah satu gangguan neurologi yang paling sering yang melibatkan nervus kranial.

Penyebab paling sering dari paralisis wajah adalah Bell's palsy. Bell's palsy adalah "virus" idiopatik yang menyerang saraf fasial
Virus yang paling sering berhubungan dengan Bell\'s palsy adalah virus herpes simplex - 1. studi terbaru menunjukkan bukti klinis yang kuat bahwa HS1 adalah penyebab utama Bell's palsy yang idiopatik. Hampir 80% dari semua pasien Bell's palsy ditemukan adanya virus ini.
Ada banyak manifestasi klinis yang berhubungan dengan paralisis wajah. Masing-masing individu memiliki manifestasi yang berbeda-beda, tergantung dari derajat dan lokasi kerusakan nervus.

Apa gejala Bell's Palsy ? Kelemahan atau paralisis otot, Kerutan dahi menghilang, Tampak seperti orang letih, Tidak mampu atau sulit mengedipkan mata, Hidung terasa kaku terus - menerus, Sulit berbicara, Sulit makan dan minum, Sensitive terhadap suara ( hiperakusis ), Salivasi yang berlebih atau berkurang, Pembengkakan wajah , Berkurang atau hilangnya rasa kecap, Nyeri didalam atau disekitar telinga, Air liur sering keluar, Sulit atau tidak mampu menutup mata, Air mata berkurang, Alis mata jatuh, Kelopak mata bawah jatuh, Sensitif terhadap cahaya

Pada kunjungan pertama kali ke dokter, pertanyaan akan ditanyakan dan test mungkin akan dilakukan. Prosedur ini akan menolong dokter menentukan penyebab dari kelemahan wajah, atau menyingkirkan kondisi, dimana diketahui berhubungan dengan kelumpuhan wajah. Ketika tidak ada penyebab yang ditemukan, Bell's palsy dijadikan diagnosa. Sebagai contoh bisul didalam telinga atau mulut, dizziness atau pendengaran yang berkurang pada sisi yang terganggu mungkin diduga sebagai sindrom Ramsey Hunt.
Paralisis yang berlangsung lambat, kelemahan di beberapa area selain dimuka, pembesaran glandula parotis atau kelumpuhan yang memisahkan mata dengan alis yang memerlukan pengobatan dengan segera. Setelah mengambil anamnesa dan pengamatan yang teliti, test mungkin dilakukan termasuk pemeriksaan darah, MRI atau CT-scan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosa .

Pengobatan utama dari Bell palsy atau tipe kelumpuhan wajah yang lain adalah dengan menghilangkan sumber dari kerusakan saraf secepat mungkin. Kompresi ringan dalam jangka waktu yang singkat dapat menyebabkan kerusakan yang ringan. Obat-obatan dapat menolong menghilangkan kompresi (prednisone dan antiviral), ini harus dilakukan sesegera mungkin. "The window of opportunity" untuk memulai pengobatan adalah 7 hari dari onset Bell palsy. Prednisone dapat diberikan jika muncul tanda-tanda inflamasi. Istirahat sangat penting. Badan yang cedera akan dapat sembuh dengan efisien jika disertai istirahat yang cukup untuk mengumpulkan tenaga dan daya tahan tubuh.

Pemakaian kacamata dengan lensa berwarna atau sunglasses kadang diperlukan untuk menjaga mata tetap lembab saat bekerja dengan computer karena akan cenderung kurang berkedipsaat menggunakan computer. Mata yang kering karena ketidakmampuan dalam mengedipkan mata akan menjadikan ini suatu masalah. Pemberian obat tetes mata sangat diperlukan. Jika terjadi gangguan pada suara dalam hal nyeri maupun volumenya, ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena ini merupakan bagian dari gejala Bell Palsy.
Fisioterapi tidak perlu dilakukan segera. Memaksakan fisioterapi sebelum ada tanda saraf mulai bekerja akan membuat masalah yang lebih jauh lagi. Pemijatan terhadap wajah boleh dilakukan. Untuk rasa nyeri atau tidak nyaman , pemanasan dapat membantu. Untuk pengobatan dapat dicoba pemanasan dengan herbal.
Dalam penelitian di the Quality Standards Subcommittee of the American Academy of Neurology (May 2001) tentang penggunaan steroid dan antiviral dan bedah dekompresi terhadap pasien Bell palsy, menyimpulkan
Steroid aman dan mungkin efektif dalam meningkatkan fungsi wajah dari hasil pengobatan terhadap pasien Bell palsy, Penggunaan antiviral dikombinasi dengan steroid aman dan efektive dalam meningkatkan fungsi wajah pada pasien dengan Bell palsy
Sampai sekarang belum ada bukti kuat bahwa obat-obatan menguntungkan untuk pasien bell's palsy. Ini sepertinya obat-obatan efektif hanya jika diberikan sesegera mungkin setelah onset.. window periode untuk Bell's palsy adalah 7 hari. Pemberian obat-obatan setelah 7 hari hasilnya kurang efektif.

Pasien biasanya memiliki prognosis yang baik, hampir 80-90% pasien sembuh tanpa kelainan. Pasien berusia 60 tahun atau lebih memiliki hampir 40% kesempatan untuk sembuh dan memiliki kemungkinan besar menjadi sekuele.
Bell palsy dapat kambuh pada 10-15% pasien. Hal ini dapat terjadi pada sisi ipsilateral atau kontralateral dari palsy pertama.

Penyebab bell’s palsy

Penyebab paling umum dari Bell’s palsy tampaknya adalah virus herpes simplex, yang juga menyebabkan luka dingin pada herpes genital. virus lain yang telah dikaitkan dengan Bell’s palsy termasuk:
  • Virus yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster (herpes zoster)
  • Virus yang menyebabkan mononucleosis (Epstein-Barr)
  • Virus lain dalam keluarga yang sama (sitomegalovirus)
Pada Bell’s palsy, saraf yang mengendalikan otot-otot wajah, yang melewati sebuah saluran yang sempit dalam perjalanan ke wajah menjadi meradang dan bengkak – biasanya akibat dari infeksi virus. Selain otot-otot wajah, saraf yang mempengaruhi air mata, air liur, rasa dan tulang kecil di telinga tengah terpengaruh.

Faktor resiko bell’s palsy 

Bell’s palsy lebih sering terjadi pada orang yang:
  • Hamil, terutama selama trimester ketiga, atau yang pada minggu pertama setelah melahirkan
  • Diabetes
  • Memiliki infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek
Juga, beberapa orang yang mengalami serangan berulang dari Bell’s palsy, yang langka adalah memiliki riwayat keluarga serangan berulang. Dalam kasus-kasus lain, mungkin ada kecenderungan genetik untuk Bell’s palsy.

Gejala dan tanda bell’s palsy 

Tanda dan gejala Bell’s palsy datang secara tiba-tiba, dan mungkin meliputi :
  • Kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada satu sisi wajah yang terjadi dalam beberapa jam hingga hari sehingga sulit untuk tersenyum atau menutup mata pada sisi yang terkena
  • Wajah terkulai dan kesulitan membuat ekspresi wajah
  • Sakit di sekitar rahang atau di belakang telinga pada sisi yang terkena
  • Peningkatan sensitivitas untuk suara pada sisi yang terkena
  • Sakit kepala
  • Penurunan kemampuan untuk mencicipi
  • Perubahan jumlah air mata dan air liur yang di hasilkan
  • Dalam kasus yang jarang terjadi, Bell’s palsy dapat mempengaruhi saraf di kedua sisi wajah.
Diagnosa bell’s palsy

Tidak ada tes laboratorium khusus yang dapat mengkonfirmasi diagnosis Bell’s palsy. Dokter Anda mungkin dapat membuat diagnosis awal Bell’s palsy dengan melihat wajah penderita dan meminta penderita untuk memindahkan otot-otot wajah dengan menutup mata, mengangkat alis, menunjukkan gigi dan merengut, atau gerakan lain.

Pengobatan bell’s palsy 

Kebanyakan penderita Bell’s palsy sembuh dengan atau tanpa pengobatan. Tapi umumnya dokter menyarankan pengobatan atau terapi fisik untuk membantu mempercepat pemulihan bell’s palsy.

Obat – obatan bell’s palsy

Hasil penelitian menunujukkan efektifitas kombinasi dua jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobati bell’s palsy yaitu : kortikosteroid dan antivirus.
  • Kortikosteroid, seperti prednison, adalah agen anti-peradangan yang kuat. Obat ini dapat mengurangi pembengkakan pada saraf wajah dan akan lebih cocok karena lebih nyaman.
  • Obat antivirus, seperti acyclovir atau valacyclovir, dapat menghentikan perkembangan infeksi jika virus diketahui sebagai penyebabnya.
Beberapa studi klinis menunjukkan manfaat dari perawatan dini dengan kortikosteroid, anti-virus atau kombinasi dari kedua jenis obat. Bukti efektivitas kortikosteroid tampaknya lebih kuat daripada obat antivirus, dan mereka cenderung paling efektif jika diberikan dalam waktu tiga hari sejak munculnya gejala.

Terapi Fisik

Otot yang lumpuh dapat menyusut sehingga dapat menyebabkan kontraktur permanen. Seorang terapis fisik dapat mengajarkan penderita bagaimana pijatan dan latihan otot-otot wajah untuk membantu mencegah hal ini terjadi.

Obat herbal tradisional bell’s palsy

Obat herbal atau obat tradisional yang dapat digunakan untuk membantu penyembuhan bell’s palsy adalah jus mengkudu. Jus mengkudu memiliki efek anti radang dan antivirus. Jus mengkudu sangat baik untuk kesehatan saraf.


Tidak ada komentar: