Datang Terlambat, Siswa SMP Dihajar Guru

Malang - Seorang siswa SMPN 1 Kepanjen, Malang, kembali mendapat perlakuan kasar dari gurunya. Bukan hanya beberapa kali merasakan bogem mentah sang guru, MS (15) juga sempat disekap di salah satu ruangan.

Kejadian itu hanya dialami siswa duduk di bangku kelas III ini. Meskipun sejumlah siswa lain, bersamaan dirinya datang terlambat, Rabu (26/1/2011) pagi. Korban mengaku mengalami trauma karena kepalanya sakit dan pening. "Anak saya sempat disekap selama 30 menit, ketika dipanggil sendiri di sebuah ruangan," cerita Tri Hadi (49), ayah korban di rumahnya Jalan Sidodadi, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (27/1/2011).

Bapak tiga anak ini menduga kuat, FK oknum guru ditenggarai menjadi pelaku
penganiayaan, nekat menyekap putranya karena babak belur usai dipukuli. "Dalam kondisi wajah berdarah, anak saya dibiarkan sendiri di ruangan, tidak boleh keluar," beber Tri Hadi.

Sebagai orang tua, lanjut Tri, dirinya menyesalkan tindakan sang guru. Apalagi hanya putranya yang menjadi sasaran. "Kenapa anak lain tidak, sebagai guru mengapa berbuat seperti itu," keluhnya.

Tri Hadi menambahkan, usai disekap putranya diminta mengikuti proses belajar
mengajar hingga selesai. Padahal saat itu korban merasakan pusing dan trauma akibat pemukulan pelaku. "Sudah wajah berdarah masih disuruh ikut pelajaran, benar-benar tega itu pelaku," tandas Tri Hadi.

Menurut Tri Hadi, hukuman memang perlu dilakukan oleh guru, dengan tujuan untuk memberi pelajaran siswanya. Namun, semua harus melihat batasan dan tidak sampai berakibat fatal.

"Tidak apa-apa dihukum, asal jangan dipukuli di kepala. Suruh lari atau bagian tubuh lain. Mungkin kami bisa terima bila memang anak saya salah," tuturnya. Sampai kini korban masih merasakan sakit di bagian kepalanya, hingga memilih libur hari ini.

Dalam kesempatan itu, Tri Hadi mengungkapkan kasus pemukulan ini bukanlah yang pertama terjadi di sekolah tersebut. Namun telah beberapa kali, tapi menimpa siswa lain. "Sering mas, pelaku ya itu FK. Tapi wali murid memilih diam saja," katanya.

Sementara, FK oknum guru dituding sebagai pelaku penganiayaan mendatangi rumah korban di Jalan Sidodadi, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Guru matematika juga ditunjuk sebagai guru tata tertib ini datang untuk memberikan klarifikasi tentang kejadian tersebut.

"Saya datang pertama silaturrahmi dan menerangkan kejadian kemarin. Saya juga meminta maaf. Karena saya khilaf," ujarnya kepada Tri Hadi yang saat itu didampingi istri serta korban.

FK kembali melanjutkan pembicaraannya, bahwa dirinya sebagai manusia spontan naik darah, ketika korban berbalik menantang dia melalui sorot mata tajam. Perbuatan korban dinilai pelaku sebuah tindakan tak terpuji kepada guru. "Maaf anak bapak kemarin balik menantang saya dengan memelotkan kedua matanya. Hal itu membuat saya marah dan berbuat khilaf," lanjut FK.

Dalam kesempatan itu, FK meminta adanya perdamaian pada kasus ini, karena dilakukan dirinya semata-mata karena kesal akan sikap korban. Sempat terjadi ketegangan saat awal kehadiran pelaku didampingi guru lain di rumah korban. Tri Hadi sudah dirasuki amarah terus memaki pelaku atas perbuatannya.

Untung guru lain hadir mencoba memenangkan, hingga pembicaraan kembali bisa
dilanjutkan dengan santai. Sampai kini belum ada keputusan keluarga korban akan mencabut laporannya ke Polres Malang.

1 komentar:

pitcing mengatakan...

langsung proses ja pak