"Jadi salah satu yang ada hubungan dengan grup ini, salah satunya pernah terlibat dengan CIMB (Medan) tetapi yang sudah meninggal," kata Deputi Penindakan BNPT Brigjen Pol Petrus R Golose, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Kamis (27/1/2011).
Petrus mengatakan kelompok tersebut merupakan kelompok lokal yang hanya beraksi di wilayah Yogya dan Jawa Tengah. "Tidak (terlibat dalam pelatihan militer di Aceh), yang jelas mereka dari lokal grup Solo. Mencoba untuk eksis untuk membuat ini sehingga dikenal orang," terangnya.
Kelompok ini, lanjut Petrus, sebelumnya memang sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai aksi-aksi terorisme. Meski keberadaannya hanya bersifat lokal tapi aktivitas mereka dapat dinilai cukup berbahaya bagi keamanan di wilayah tersebut.
"Sebelum itu, memang sudah ada training-training itu dipantau, tapi tahu-tahu karena memang melakukan aksi di masjid, di Polsek, walaupun tidak besar kapasitasnya tetapi kuantitasnya cukup berbahaya," ungkapnya.
Petrus juga mengatakan, keahlian merakit bom atau bahan peledak yang dimiliki oleh orang-orang ini adalah hasil dari kreatifitas sendiri dan bukan didapat dari pelatihan khusus untuk merakit bahan peledak. Leader atau otak dari kelompok ini diketahui Atok yang juga sudah diamankan bersama enam anggota lainnya dalam penangkapan di Klaten dan Sukoharjo pada Selasa (25/1) lalu.
"Lagi dikembangkan, si Atok ini jaringannya, ya dia leadernya lah," paparnya.
1 komentar:
mohon bantuany ... para blogger yahud buat bagi-bagi ilmu ... maklum anak baru, hehehe jd blum begitu bisa n faham apa itu blog...
mhon bntuanya ya ... :p
Posting Komentar